Namaku Lyla,
Kaylila Sarasi Wijayanti
Aku dititipkan Allah – dilahirkan dari keluarga serba cukup.
Tapi aku bukan anak yang senangnya cuma menikmati fasilitas orang tua. Apalagi menghambur – hamburkan uang mereka.
Sambil kuliah aku bekerja sebagai Sales Promotion Girl salah satu produk kecantikan.
Namaku Kaylila Sarasi Wijayanti
Orang dirumah memanggilku Lil.
Sore ini aku mengantar kedua orang Tuaku ke Bandara. Mereka mendadak pergi ke Surabaya, karena Nenekku orang Tua mereka kumat penyakitnya dan dilarikan kerumah sakit ternama di kota itu.
” Kamu baik-baik aja ya Lil ” peasn orang tuaku sebelum masuk ke boarding room.
” Papa mama juga ya ” aku salami tangan mereka berdua rutinitas.
” Salam juga buat nenek dan keluarga di Surabaya ”.
Namaku Lyla
Dikampus aku dipanggil Kayla. Entah darimana mereka punya pikiran untuk menghilangkan huruf i.
Begitu juga Raditya Fabian cowokku.
Sudah 2 bulan aku berpacaran dengan kakak tingkat. Kami berbeda jurusan. Aku ambil Design Grafis sedangkan Radit begitu aku memanggilnya adalah mahasiswa semester 5 Tehnik Sipil.
Pertemuanku dengan Radit terjadi secara tak sengaja, saat itu aku sedang mengikuti pameran Design yang diadakan kampus saat aku berdiri didepan salah satu karya Perdanaku sebuah suatu pujian mengembalikan kesadaranku yang beberapa saat lalu mengembara diantara karya-karyaku ”perfecto!”
Kulihat sosok Radit. Mahasiswa Tehnik Sipil itu yanng memang sudah kutahu namanya. Tepatnya dia memang mahasiswa yang cukup terkenal. Karena wajahnya yang imut dan sikapnya yang friendly banget. ” Ah Kak Radit bisa saja ” aku jadi berbunga-bunga saat tahu yang memujiku adalah satu dari mahasiswa idola di Kampusku.
Kemudian kami terlibat pembicaraan. Yang menurutku sangat menyenangkan. Radit begitu pintar. Wawasannya luas tak terlihat dia adalah seorang mahasiswa Tehnik Sipil.
Mungkin kalian sudah bisa tebak. Pertemuan demi pertemuan terjadi. Di Kampus dan diluar tapi untuk kerumah. Radit punya alasan yang aku pahami. Radit belum bersedia daatng dan memperkenalkan diri pada keluargaku.
Hingga saatnya. Suatu malam yang romantis tepatnya hari Valentine. Radit mengutarakan hatinya. Ingin aku menjadi kekasihnya dan aku menerimanya!
Namaku Lil
Saat ini aku sedang bersama Radit di ruang keluarga. Suasana begitu mencekam. Malam yang membuat air mataku kering karena terlalu lama aku menangis.
Kabar kematian nenekku malam ini begitu mendera jiwaku. Nenek yang sangat aku sayangi.
Aku, dulu tinggal bersama Nenek di Surabaya dari kecil hingga SMP. Kesibukan orang tuaku yang saat itu bisnisnya sedang melambung membuat orang tuaku memutuskan aku kecil di asuh nenek dan kakek. Yang saat itu masih ada di Surabaya.
Setelah bisnis orang tuaku maju dan stabil mereka menjemputku ke kota Metropolitan ini.
” Sudahlah Kay, ikhlaskan aja. Biar nenekmu tenang ” Radit tak henti-hentinya menasihatiku dan mencoba menenangkanku yang sudah berjam-jam larut daalm kepedihan.
Radit datang kerumah untuk pertama kali ketika aku hubungi. Ketika aku butuh seseorang untuk menemaniku.
Rumah saat ini kosong. Hanya aku dan hanya beberapa orang yang bekerja dirumahku ini yang tinggal.
Kakak-kakakku, Tante yang tinggal serumah sudah terbang ke Surabaya aku tak di ijinkan ikut karena kondisiku sedang terguncang tebal.
” Aku ambilkan minum ya..” Radit menawarkan diri tanpa menunggu jawaban ia langsung bergegas.
” Minumlah, ini akan membuatmu tenang ” beberapa saat setelahnya benar, begitu aku meminumnya aku merasakan perasaan yang begitu tenang, damai, tak kurasakan lagi kepedihan. Ternyata itulah awal petaka buatku.
Namaku Lyla
Sejak kejadian itu kedua orang tuaku begitu percaya sama Radit. Lelaki yang sudah mereka anggap calon menantu yang tepat untuk aku. Apalagi aku masih sering terguncang karena kematian nenekku. Begitu mereka dan keluargaku yang lainnya beranggapan aku akan tenang setelah Radit datang dan menemaniku beberapa saat Radit yang sopan, Radit yang brwawasan, Radit yang selalu kudengar mereka selalu memujinya bahkan terdengar memuja.
Namaku Ul
Begitu banyak selang, infus, bahkan sebuahtabung gas oksigen berada disekitarku, saat ini aku rapuh tak berdaya disebuah ruang VIP disebuah rumah sakit. Aku korban sebuah kepercayaan. Korban sesosok penampilan, sosok radit malam itu. Malam dimana aku terguncang karena kemakan nenek. Radit memberiku obat setan diminumanku.
Tak hanya orang tuaku. Keluargaku akupun bergantung pada Radit. Hari demi hari aku dicekoki benda-benda yang sebelumnya tak pernah kukenal. NARKOBA!
Namaku Lyla
Diantara kesadaranku yang semakin menipis kulihat orang-orang yang kusayangi berada diantaraku. Mama, Papa, Kak Fardan, Kak Mitha, Tante Siska. Mereka semua menangis, bahkan mereka sangat shock.
Samar pula kudengar mereka bicara tentang kesehatanku. Tentang Radit yang katanya telah ditangkap oleh pihak berwajib.
Tuduhannya adalah Penipuan!!!!!
Hampir harta orang tuaku telah terkuras.
Tak sedikitpun kudengar Radit yang telah membuatku menjadi pecandu. Orang yang begitu mengandalkan barang haram itu dan yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahkan aku adalah pemakai. Begitu banyak bekas suntikan disekujur tubuhku.
Namaku Kaylila
...........................................................................................
Aq kini tengah berjuang hidup diantara sisa-sisa nafasku
Selasa, 28 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar